Serap Hasil Peternak Mandiri, PT PPI Kerja Sama dengan Kadin Jateng Paradigma Baru
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Harga jual daging ayam dalam beberapa waktu terakhir ini tidak menentu, terlebih dalam situasi pandemi covid-19.
Hal ini turut dikeluhkan oleh peternak mandiri dari Kabupaten Temanggung, Agus Sujoko.
“Harga ayam sudah jatuh sejak bulan Maret lalu ketika adanya covid-19, yang membuat saat ini harga daging ayam dipasaran tidak tentu.
Sedangkan untuk harga bahan pakannya tetap tinggi,” ungkap Agus kepada Tribun Jateng saat audiensi bersama Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng Paradigma Baru, Ali Abdul Rohman dan Kepala Divisi Produksi PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero, Irwano, di kantor Kadin Jateng Paradigma Baru, Jumat, (17/7/2020).
Agus bahkan menuturkan di masa pandemi saat ini, dirinya pernah menjual daging ayam Rp 12 ribu per kilogram.
Padahal dengan harga tersebut Agus menyampaikan belum bisa menutup untuk harga pakan dan perawatan ayam yang tinggi.
“Normalnya kalau harga ayam itu di angka Rp 18 ribu per kilogram, dengan catatan untuk angka kematian ayamnya juga tidak tinggi,” terang Agus.
Hal senada juga dituturkan oleh Suhono yang juga peternak mandiri dari Kabupaten Temanggung.
“Saat ini kondisi semua peternak mandiri sama saja.
Bagi kami ketika harga jual sudah dibawah Rp 18 ribu per kilogram, kami sudah tidak mendapatkan keuntungan apa-apa,” kata Suhono.
Suhono menambahkan kini sekira 60 persen peternak mandiri di Temanggung sudah banyak yang gulung tikar, namun sebagian lagi masih mencoba bertahan.
Adapun yang masih bertahan dikarenakan masih memiliki pekerjaan sampingan.
Peternak yang sudah menjalankan usahanya sekira delapan tahun ini mengatakan ketika kedepan harga daging ayam dipasaran tidak mengalami kenaikan harga maka para peternak mandiri yang masih bertahan, kedepan juga diperkirakan dapat mengikuti jejak peternak mandiri yang sudah gulung tikar terlebih dahulu.
“Saat ini bantuan yang kami harapkan dari pemerintah yakni peralatan kandang untuk ayam agar mencegah tingkat kematian dan bantuan modal untuk perbaikan kandang ayam,” ujar Suhono.
Dengan adanya permasalahan tersebut, Kepala Divisi Produksi PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero, Irwano mengatakan melalui penugasan yang didapatkan dari kementrian BUMN ia akan membantu untuk menyerap hasil ternak ayam dari para peternak mandiri.
Untuk penyerapan hasil ternak ayam dari peternak mandiri di Jateng, PT PPI Persero akan bekerjasama dengan Kadin Jateng Paradigma Baru.
“Dengan adanya situasi ini kami akan mencoba untuk menyerap hasil dari para peternak mandiri semaksimal mungkin,” tutur Irwano.
Irwano mengatakan nantinya untuk daging ayam yang sudah dibeli akan dijual ke beberapa pasar yang berada dijaringan PT PPI Persero, dan ditengah fluktuasi harga daging ayam sebagian lagi daging ayam akan disimpan hingga harga stabil, sebab dalam penugasan ini PT PPI tidak boleh melakukan kerugian.
Sementara itu Ketua Kadin Jateng Paradigma Baru, Ali Abdul Rohman menuturkan dengan adanya kerjasama ini Kadin hanya berperan sebagai jembatan antara peternak mandiri dengan PT PPI Persero.
“Dalam hal ini Kadin hanya memberikan jaminan kepada peternak mandiri yang selama ini kami bina, jangan sampai hasil mereka tidak ada yang menyerap atau mereka jual rugi,” tutur Ali.
Ia berharap dengan adanya kerjasama ini dapat memberikan jaminan market maupun jaminan harga kepada peternak mandiri.
Untuk saat ini kerjasama di Jateng baru berlaku di Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang.
Ke depan untuk penyerapan hasil ternak dari peternak mandiri akan diperluas ke berbagai wilayah di Jateng lainnya. (Ute)