Harga Livebird Jatuh, PPI Siap Serap Hasil Peternak Mandiri
Harga jual livebird (ayam hidup potong) dalam beberapa waktu terakhir ini tidak menentu, terlebih dalam situasi pandemi Covid-19. Hal ini diakibatkan serapan pasar yang turun, semisal kebutuhan jasa boga, horeka, industri, dan lainnya. Sejak Maret lalu fluktuasi harga kerap terjadi yang membuat peternak mandiri (peternak yang tidak memiliki afiliasi) terkena imbasnya. Namun demikian harga pakan dan DOC relatif naik, mengakibatkan tergerusnya margin peternak.
Menyikapi hal tersebut, PPI bersinergi terhadap para stakeholder terkait. Nantinya daging ayam yang sudah dibeli akan dijual ke beberapa pasar yang berada di jaringan PPI, sebagian lagi akan disimpan hingga harga stabil. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan jaminan market maupun jaminan harga kepada peternak mandiri.
“Saat ini, kita masuk ke tahap persiapan tempat penyimpanan pendingin (cold storage) pada lokasi strategis untuk meng-cover wilayah pasar. Tempat penyimpanan tersebut dipersiapkan untuk produk livebird hasil offtake dari peternak mandiri dan telah dilakukan processing menjadi bentuk karkas atau boneless,” Ungkap Prasetiyo Indroharto, Direktur Teknik dan Pengembangan PPI.
Melalui penugasan yang didapatkan dari Kementerian BUMN, PPI yang juga berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Sosial, akan membantu untuk menyerap hasil ternak ayam dari para peternak mandiri semaksimal mungkin, mula-mula di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
“PPI tidak dalam rangka untuk berkompetisi dengan perusahaan yang sudah berperan dalam industri livebird beserta turunannya, tetapi kami hadir sebagai bagian dari penugasan pemerintah untuk dapat berperan bersama peternak mandiri dalam rangka memajukan ekonomi,” Pungkas Pras.