PPI Inisiasi Program Entaskan Stunting di NTB

Mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak-anak di Indonesia. Kondisi tersebut menginspirasi PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) / PPI untuk meninisiasi pelaksanakan program penurunan prevalensi stunting, yang menjadi program unggulan TJSL perseroan. PPI menyalurkan bantuan berupa telur, biskuit bayi, kacang hijau, daging ayam, daging sapi, dan beras, untuk entaskan stunting di NTB pada (8/10/2021).

Bantuan tersebut akan rutin disalurkan PPI setiap bulan selama satu tahun agar dapat melihat dan mengukur sejauh mana perkembangan keberhasilan program ini untuk menurunkan angka stunting, khususnya di Lombok Barat. Pemilihan pelaksanaan penyaluran yang berlokasi di NTB ini berdasakan pada prevalensi stunting di daerah tersebut yang termasuk tinggi.

“Ini adalah bentuk kontribusi nyata PPI untuk kesehatan Indonesia. Sebagai bagian dari BUMN Klaster Pangan, PPI mendukung perbaikan gizi demi masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. PPI memahami bahwa anak-anak adalah potensi masa depan keluarga dan masyarakat sehingga dapat menjadi sebuah kekuatan baru bagi generasi penerus di masa mendatang,” ujar Syailendra, Kepala Sekretariat Perusahaan PPI.

Berdasarkan data, angka prevalensi stunting di tahun 2019 masih sekitar 27% meskipun sudah menurun dibanding 37% pada tahun 2013. Namun demikian, presiden mencanangkan penurunan prevalensi stunting di angka 14% pada tahun 2024. NTB menjadi salah satu wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi. Oleh karenanya, PPI berupaya membantu pemerintah untuk pengentasan stunting di daerah tersebut, khususnya selaku BUMN sebagai agen pembangunan bagi pemerintah untuk memberikan sumbangsih bagi negeri.

Apalagi saat ini, perjuangan mengatasi stunting merupakan prioritas pembangunan pada tingkat nasional, propinsi sampai pada tingkat kabupaten. Program ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal – SDG) nomer 2: Mengakhiri kelaparan, mencapai keamanan pangan dan meningkatkan gizi dan mempromosikan pertanian berkelanjutan.

Tahun depan, program ini akan dilanjutkan dengan penyaluran bantuan TJSL (tanggung jawab sosial dan lingkungan) untuk ibu hamil dan ibu menyusui.

“Tentunya dengan dukungan dinas kesehatan, kecamatan, hingga ke perangkat desa serta peran para kader kesehatan setempat, PPI berharap program ini dapat berjalan lancar dan memberikan hasil yang optimal sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengembangan program yang sama di wilayah NTB yang lain, atau di wilayah lain, serta meng-encourage stakeholders untuk ikut melakukan hal yang sama,” ujar Prio Pamulat, Asisten Manajer PKBL PPI.

“PPI sangat peduli pada kesehatan masyarakat Indonesia. Di tengah pandemi Covid-19, kami mendorong seluruh pihak untuk menjaga kesehatan keluarga. Pada program penurunan angka stunting ini, kami dorong implementasinya dengan maksimal dan mudah-mudahan bisa lebih baik lagi ke depannya. Harapan kami, masyarakat Indonesia tetap sehat dan tumbuh di tengah pandemi,” lanjutnya.

Pada program ini, PPI Cabang Mataram terlibat aktif dalam penyediaan bantuan dan koordinasi dengan banyak pihak.

“Dengan dukungan dari PPI selaku BUMN, kami berharap kelak para bayi dan balita dapat tumbuh dengan baik dan dapat bermanfaat bagi generasi ke depan masyarakat di Lombok Barat secara khusus, dan NTB secara luas,” ujar Firmansyah Saifullah, Branch Manager PPI Cabang Mataram.

Kepala Puskesmas Labuapi Lombok Barat, Rohayati, mengucapkan terima kasih kepada PPI yang telah memilih Lombok Barat, khususnya Labuapi sebagai lokasi, dalam pelaksanaan program stunting tersebut.

“Perhatian penuh kepada anak-anak merupakan kewajiban orang tua, seperti perhatian kepada kesehatan mereka secara langsung, termasuk di dalamnya pemenuhan gizi agar pertumbuhan anak menjadi baik,” ujar Rohayati.

“Harapan kami semua adalah agar anak-anak tetap sehat, karena jika bermasalah dengan gizi, dapat menyebabkan anak sering sakit. Semoga program ini terus berlanjut dan semua mendapatkan manfaat dari program ini. Kami akan terus memantau pertumbuhan anak-anak, terutama yang mendapatkan bantuan agar terpantau perkembangannya,” pungkasnya.