Terobosan Ekspor Baru, PPI Buka Pasar Rusia

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) / PPI melaksanakan penandatangan nota kesepahaman dengan Myriad Group melalui daring pada (04/08/2021).

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama skema imbal dagang business-to-business (B-to-B) antara PPI dan Myriad Group ini membuka peluang peningkatan kerja sama perdagangan yang lebih besar di masa mendatang.

MoU ditandatangani oleh Direktur Utama PPI, Nina Sulistyowati, dan Direktur Umum perusahaan Myriad Group, Lubarto Sartoyo.

Penandatanganan MoU ini menandai kali kedua kerja sama imbal dagang B-to-B, setelah sebelumya antara Indonesia dan Meksiko. Pemerintah terus berupaya membuat terobosan baru dalam membuka peluang ekspor untuk membantu pemulihan perekonomian nasional.

Nina menyambut baik peningkatan skema imbal dagang B-to-B untuk mendorong ekspor.

“Kami selaku Badan Usaha Milik Negara turut mendukung inisiatif Kemendag melalui kerja sama skema imbal dagang B-to-B, khususnya untuk meningkatkan ekspor nasional dan memulihkan ekonomi Indonesia,“ tutur Nina.

Direktur Komersial & Pengembangan PPI, Andry Tanudjaja, optimistis kerja sama ini menjadi tonggak peningkatan kerja sama perdagangan kedua negara di masa yang akan datang.

“Penandatanganan MoU ini merupakan batu loncatan sekaligus tonggak kerja sama yang lebih baik di masa mendatang antara Indonesia dan Rusia. Selain meningkatkan hubungan dan kerja sama perdagangan bilateral kedua negara, perjanjian ini dapat mendorong perdagangan dalam rantai nilai global (global value chain) dan membantu pemulihan ekonomi dunia dari pandemi Covid-19,” papar Andry.

Myriad Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang penelitian, pengembangan, implementasi dan integrasi produksi, perdagangan, representasi dan kerja sama produk baru dalam opsi perdagangan nasional dan internasional.

PPI bertindak sebagai badan pelaksana imbal dagang di Indonesia dan Myriad Group merupakan badan pelaksana imbal dagang di Rusia. Keduanya akan segera menyusun kontrak kerja sama terkait nilai transaksi dan teknis pelaksanaan imbal dagang.

Sebagai badan pelaksana, PPI menjadi penghubung eksportir dan importir Indonesia terhadap pelaksana di negara mitra. PPI juga akan berkoordinasi dengan perbankan, lembaga asuransi serta penyedia transportasi untuk mendukung proses pelaksanaan. Kami akan berikan pilihan yang lebih luas kepada para pelaku ekspor dan barang-barang dari negara mitra yang bisa dibeli oleh para importir.

Penandatanganan dihadiri secara virtual antara lain oleh Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Jose Antonio Morato Tavares; Atase Perdagangan KBRI di Moskow, Federasi Rusia Merangkap Republik Belarus, Tengku Bayu Nasrul Sjah; Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Kementerian Perdagangan RI, Marthin.

PPI sangat mendukung Kemendag yang sedang menggencarkan kerja sama imbal dagang B-to-B sebagai upaya membuat terobosan baru di bidang kerja sama perdagangan luar negeri.

Upaya ini diharapkan dapat menjadi suatu terobosan baru untuk menggerakkan sektor perdagangan, meningkatkan ekspor nasional, dan memulihkan perekonomian secara keseluruhan, terutama dalam menghadapi tantangan krisis global saat ini akibat pandemi Covid-19.

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Jose Antonio Morato Tavares, menyambut baik upaya kerja sama imbal dagang ini, yang merupakan terobosan skema perdagangan yang baik antara kedua belah pihak di tengah pandemi Covid-19.

Terkait perdagangan bilateral Indonesia-Rusia, pada periode Januari-Mei 2021, total nilai perdangangan naik 1,6 miliar USD. Ini lebih baik dari perdagangan tahun 2020 pada periode yang sama. Ia berharap skema imbal dagang ini dapat membantu akses pasar produk Indonesia ke Rusia, begitu juga sebaliknya. Ia menegaskan KBRI Moskow akan selalu siap memfasilitasi perdagangan antara Rusia dan Indonesia.

Sejak awal 2021, Kemendag menjajaki secara intensif skema imbal dagang B-to-B dengan 35 negara di dunia. Selain Rusia, terdapat setidaknya sembilan negara yang menyambut baik inisiatif Indonesia tersebut. Kesembilan negara yaitu Turki, Meksiko, Afganistan, Jerman, Belanda, Prancis, Filipina, India, dan Iran memberi respons positif untuk melanjutkan pembahasan secara teknis.

Sesuai arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo terkait peningkatan dan percepatan dalam kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional Indonesia, potensi pasar ekspor harus mendapatkan perhatian yang serius. Penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial mesti dipercepat. Ini adalah agenda prioritas karena menurut Presiden, di masa-masa seperti ini Indonesia membutuhkan pasar ekspor baru.

PPI sendiri juga terus upaya membuka pasar Indonesia di negara-negara tujuan ekspor nontradisional sekaligus mencari solusi bersama pemulihan ekonomi yang telah terimbas pandemi Covid-19.

“Beberapa waktu yang lalu, Menteri Perdagangan Bapak Lutfi juga melakukan kunjungan kerja ke Rusia. Saya rasa ini sangat baik dalam memperkuat kerja sama perdagangan dengan negara-negara yang tergabung dalam Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU), salah satunya Rusia. Di tengah pandemi Covid-19 dan proteksionisme perdagangan, kemitraan dengan negara-negara lain tentu perlu terus dijalin dan dikembangkan,” lanjut Andry.

Data dari Kemendag, pada 2020 nilai total perdagangan Indonesia dengan Rusia teracatat sebesar 1,93 miliar dollar AS dengan ekspor Indonesia ke Rusia sebesar 970 juta dollar AS dan impor Indonesia dari Rusia sebesar 960 juta dollar AS. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia surplus 10 juta dollar AS dari Rusia.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Rusia antara lain minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan produk turunannya, kopra, karet alam, dan mentega kakao. Adapun komoditas impor Indonesia dari Rusia adalah besi dan baja setengah jadi, batu bara, serta pupuk nonorganik atau kimia.

PPI dalam kiprahnya sebagai BUMN yang bergerak di bidang trading, selalu menyesuaikan strategic direction kami dengan para pemegang saham, dalam hal ini Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN. Kami menjadikan pengembangan pasar ekspor ini sebagai strategic inisiatif PPI di holding pangan yang mengacu ke dalam 5 prioritas BUMN sebagai parameter KPI perusahaan.